Hal-hal  yang harus diperhatikan ketika hendak memijahkan ikan koi adalah  ketersediaan kolam, persediaan induk koi, penyediaan pakan benih, dan  perlakuan seleksi yang ketat.
Kolam  pemijahan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam  pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air  tersendiri.Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa  dikeringkan dengan sempurna.
Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan  kedalaman 0,5 m. Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak  terlalu ribut, terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang  peliharaan lain.
Jika  mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan perawatan benih. Kolam  penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Kalau kolam  bulat, diameternya antara 1,5-2 m.
Satu  kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang  dipakai untuk lmensuplai pakan benih jika kuning telurnya telah habis.  Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6-10 m2, cukup memadai.
Bagi  yang memiliki uang cukup, dinding kolam bisa dilapis vinil yaitu bahan  yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan vinil,  kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen  bisa dihilangkan.
Syarat  utama induk adalah calon induk sudah matang kelamin dan matang tubuh.  Matang kelamin artinya induk jantan sudah menghasilkan sperma dan induk  betina sudah menghasilkan telur yang matang. Matang tubuh artinya,  secara fisik mereka sudah siap menjadi induk-induk produktif.
Syarat  lain fisiknya prima, tidak cacat. Sirip-siripnya lengkap, juga  sisiknya. Gerakannya anggun, seimbang , tidak loyo. Umur jantan minimal 2  tahun, betina minimal 3 tahun. Betina lebih besar dibandingkan jantan,  perutnya terlihat lebih besar dibandingkan punggung. Jantan sebaliknya,  lebih langsing dan perutnya rata jika dilihat dari punggung. Sirip induk  jantan siap kawin akan muncul bintik-bintik putih.
Seekor  induk betina berpasangan dengan 2 atau 3 induk jantan. Jika seekor  betina hanya diberi seekor jantan di kolam pemijahan dan tak disangka  jantannya ngadat, gagallah pemijahan. Dengan menyediakan stok jantan lebih dari satu, kegagalan pemijahan bisa dihindari.
Disarankan  untuk tidak menggunakan stok induk yang paling bagus, karena  keturunannya biasanya jelek. Anak keturunannya belum tentu sebagus  induknya. Yang dipijahkan sebaiknya koi biasa saja, tetapi masih  memiliki sifat-sifat unggul, seperti warnanya pekat. Pada saat seleksi  benih, nantinya bisa dipilh mana yang bagus dan mana yang diafkir.
Pertama  kali yang harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam. Kolam  dikeringkan dibawah terik matahari. Pintu pemasukan dipasang saringan  untuk mencegah telur yang mungkin hanyut.
Telur koi menempel (adesif) sifatnya. Biasanya koi akan bertelur dibawah tanaman atau bahan apa saja yang bisa dipakai untuk menempelkan telurnya. Oleh karena itu sediakan penempel telur yang memadai agar telur koi bisa selamat.
Penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang dipakai untuk memijahkan ikan mas. Kakaban  dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dipaku. Kakaban  yang baik terbuat dari ijuk yang panjang dan rata, panjang 120 cm lebar  40 cm. Jumlah kakaban yang diperlukan disesuaikan dengan besar induk  betina, biasanya 4-6 buah untuk setiap 1 kg induk betina.
Agar  bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang masih utuh.  Diataskakaban diberi bilah bambu dan diikat agar kumpulan kakaban tidak  tercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang, kakaban  dibersihkan, dicuci, dan dibilas agar terbebas dari lumpur.
Kakaban  dipasang setelah kolam diisi air. Air selalu mengalir ke kolam  pemijahan untuk merangasang pasangan koi yang akan memijah. Selain  kakaban, tempat penempel telur bisa juga menggunakan tanaman air seperti  Hydrilla yang disusun atau potongan tali rafia sebagai pengganti ijuk.
Induk dimasukkan sekitar pukul 16.00 dan akan mulai memijah tengah malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti induk jantan di belakangya. Makin  lama gerakan mereka makin seru. Induk jantan menempelkan badannya  ketika mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina akan  mengeluarkan telurnya dengan sesekali meloncat ke udara. Aktifitas  betina ini segera diikuti jantan dengan mengeluarkan cairan sperma.
Telur-telur  yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau bahan penempel  telur lainnya dan susah lepas. Juga ada sebagian telur uyang jatuh ke  dasar kolam. Perkawinan selesai pada pagi hari. Induk segera dipisah  dari telurnya. Jika terlambatm telur bisa habis dimakan induknya.
Ada dua cara untuk memisahkan induk dari telur yang dihasilkan.Pertama, dengan memindahkan induk dari kolam pemijahan dan  tetap membiarkan telur menetas di kolam tersenur. Cara kedua dengan  memindahkan telur ke kolam penetasan. Cara pertama lebih praktis karena  lebih menghemat lahan (kolam).
Untuk  mencegah agar tidak terserang jamur, telur-telur direndam dulu dalam  larutan Malachyt green dengan konsentrasi 1/300.000 selama 15 menit  sebelum ditaruh di kolam penetasan. Ketika akan merendam telur-telur  ini, sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada air agar kotoran yang  mungkin menutupi telur bisa terlepas.
Baca Selengkapnya...
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
1 comments:
Jual Cacing Lumbiricus Rubellus..
60rb/kg,timbang 6-8%media. 081334071393
Post a Comment